Gemar mengarung luas samudera
Menerjang ombak tiada takut
Menempuh badai sudah biasa
Angin bertiup layar terkembang
Ombak berdebur di tepi pantai
Pemuda berani bangkit sekarang
Ke laut kita beramai-ramai
(Lagu : Nenek Moyangku Seorang Pelaut)
Hi Pembaca!
Masih ingat lagu di atas? Jaman saya kecil masih banyak lagu anak-anak yang sering saya dengar, salah satunya adalah lagu "Nenek Moyangku Seorang Pelaut" ini.
Kali ini cerita saya adalah sambungan dari cerita sebelumnya Melancong Ke Kota Pelaut ~ Makassar (Part 1). Nah, kenapa saya membuka cerita kali ini dengan lagu tersebut?
Makassar dikenal sebagai kota bahari dengan orang-orangnya yang suka melaut, selain itu juga Makassar dikenal dengan Kapal Pinisi-nya. Oleh karena itu, awal cerita saya ini dimulai dengan lagu yang berhubungan dengan laut.
Jika dicerita sebelumnya saya sudah memberitahu tempat-tempat dan makanan apa saja yang sudah saya telusuri, kali ini masih tetap sama, jalan-jalan di Makassar.
Setelah selesai membeli ole-ole di daerah Jl. Boulevard, kemudian kami mencari tempat yang unik yang belum pernah dikunjungi. Akhirnya, berdasarkan informasi dari temannya Nita, ada suatu tempat yang seru untuk didatangi, maka kami pun bergegas menuju ke tempat tersebut. Tempat ini berada di daerah Antang, Manggala dan tidak terlalu jauh dari pusat kota.
Setelah menempuh perjalanan hampir 60 menit karena macet, akhirnya kami sampai di tempat tujuan. Akses ke tempat ini cukup sulit jika menggunakan kendaraan roda empat karena lahan parkir yang kecil dan jalan masuk yang sempit. Oh ya, nama tempat ini adalah "Rumah Kecil". Ketika sampai, kami harus berjalan sebentar menyusuri rumah penduduk. Setelah itu kami langsung disuguhkan pemandangan pedesaan nan hijau dan asri. Tempat ini seru dan asyik unuk melepas kepenatan. Di tempat ini tersedia kolam untuk refleksi kaki dengan ikan-ikan yang sudah siap sedia di dalam kolam. Selain itu, ada juga perpustakaan mini, jadi buat yang hobi membaca, bisa sambil membaca buku selagi menunggu makanan disiapkan. Bagi yang suka foto, disini juga disediakan beberapa tempat untuk mengambil gambar. Tempat ini memang tidak besar, ya namanya saja Rumah Kecil, tetapi suasana disini dan penataan tempatnya cukup epik. Jika kalian ingin suasana makan siang ditemani dengan hamparan sawah, udara yang sejuk, dan kekeluargaannya tetap dapat, boleh coba datang ke tempat ini. Bisa berkumpul bersama keluarga, saudara, atau teman, sambil refreshing.
Berikut beberapa foto di lokasi Rumah Kecil :
Kolam untuk refleksi kaki
Bisa santai sambil baca buku di perpustakaan mini
Untuk Menu makanan tidak sempat difoto karena keasyikan refleksi kaki hehehe..
Untuk menunya sendiri, di Rumah Kecil ini menyediakan Bakso, gorengan, minuman panas atau dingin (teh, jus, dsb) dan lain-lain, maaf saya tidak mengingat semua menunya.
Beberapa jam kemudian....
Waktunya kami mengantar kakak saya dan istrinya ke Bandara karena mereka akan kembali ke Jakarta malam ini. Jasi, setelah puas main di Rumah Kecil, dan juga perut sudah kenyang dangan banyaknya makanan yang dipesan dan dibawa. Meskipun makan rame-rame tapi tetap semua makanan dicoba.
Sesampainya di Bandara, kami menunggu sebentar sampai kakak saya dan istrinya masuk ke dalam bandara. Sebelum saya dan Nita kembali ke Wisma Mayasari saya melihat ada salah satu spot yang bagus di halaman parkir bandara ini, yaitu miniatur Rumah adat khas Toraja. Tanpa buang waktu saya langsung ambil foto hehehe...
Cantiknya Bandara Sultan Hasanuddin Makassar menjelang senja
Dua hari kemudian Saya dan Nita kembali ke Jakarta. Inilah petualangan terakhir di kota Makassar dan berikut adalah oleh-oleh kecil dari kota tersebut.
Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca ceritaku ini.
Sampai jumpa lagi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar